FPSO (Floating Production Storage and Offloading) adalah bangunan terapung yang digunakan untuk mengolah hasil eksplorasi di lepas pantai. Main product yang dihasilkan adalah crude oil, product oil, Liquified gas, Parafin, Toluene dan lain sebagainya. Namun dalam pengolahan besar kemungkinan menghasilkan hasil sisa (residues) yang meliputi: Acid, Sucfid, Hydracyne, Mud/Slurry dan water mix oil. Dari semua hasil residu tersebut dalam fase liquid. Toxic gas merupakan hasil residu yang dalam bentuk nyala api (flare)
Jenis FPSO berdasarkan ukuran dimensi:
1. Small Field FPSO
Small Field FPSO adalah FPSO yang berdiri pada awal tahun 1980an dengan kapasitas produksi 30.000 - 60.000 BOPD (Barrel Oil Per Day). Life time dari FPSO jenis ini adalah 5 - 10 tahun.
2. Large Field FPSO
Large Field FPSO adalah FPSO didesain mampum memproduksi minyak 80.000-160.000 BOPD. FPSO berjenis ini mampu beroperasi antara 10-20 tahun.
3. Mega Field FPSO
Mega Field FPSO adalah FPSO yang terbesar untuk saaat ini, dengan kapasitas produksi 200.000 - 250.000 BOPD dan dengan desain lifetime 15-25 tahun.
Awal sejarah FPSO berasal dari kapal tanker yang sudah tidak memiliki izin beroperasi. Sehingga memaksa pengusaha kapal tanker untuk memanfaatkan kapal tanker tersebut menjadi FPSO. Kapal tanker tersebut dimodifikasi untuk dapat digunakan memproduksi hasil eksplorasi di lepas pantai.
Keunggulan FPSO dibanding rig processing adalah sebagai berikut:
- Ketika sumur tidak berproduksi, maka FPSO dapat dipindahkan ke bagian yang memiliki sumur yang lebih potensial.
- Tanki penyimpanan minyak hasil ekploitasi lebih besar.
- FPSO dapat dibuat dari kapal tanker dengan single hull yang sudah tidak beroperasi.
- Bangunan dapat mengapung di atas permukaan air laut, dan disesuaikan dengan gelobang yang terjadi.
- Air bilga dan ballast dapat digunakan untuk keseimbangan bangunan dan vessel
- Dapat diaplikasikan di daut dalam.
0 komentar:
Post a Comment